Kadisdikbud Mentawai: Budaya Mentawai Perlu Ditingkatkan

Kepala Disdikbud Mentawai,
Sermon Sakerebau.


NUSAMENTAWAI - -Kepala Dinas Pendidikan dan Kebuyaan (Disdikbud) Kepulauan Mentawai, Sermon Sakerebau menyampaikan penerapan Budaya Lokal atau Budaya Mentawai di dunia pendidikan perlu ditingkatkan, karena menurutnya selama ini budaya Mentawai sudah mulai hilang.

“Kenapa pendidikan kebudayaan Mentawai ini, kenapa bukan pendidikan lain yang kita harapkan di dunia Sekolah, karena menurut kami pada saat ini masyarakat kita budaya Mentawai sudah mulai pudar, setelah pudar samar - samar lalu hilang, kita ambil contoh dari sisi bahasa Mentawai yang mulai hilang, itulah pentingnya budaya Mentawai perlu ditingkatkan”. Katanya saat memberikan paparannya pada kegiatan Workshop Bahan Muatan Lokal Tingkat SMP Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada Senin (24/9/2018) di Aula Penginapan Jelita, Km 0,5, Kecamatan Sipora Utara.

Sermon menjelaskan bahasa yang dulunya sering digunakan sebagai sapaan kini mulai hilang, ia mencontohkan panggilan Bajak atau Meinan, sudah mulai diganti dengan bahasa Indonesia O’om atau Tante, juga panggilan Kebbu dengan Abang, hal ini disebutnya perlu diluruskan untuk generasi muda kedepan.

Tak hanya itu Titiboat (Cerita Rakyat Mentawai) perlu dikembangkan kepada anak - anak, dimana Titiboat sudah mulai hilang dan zaman sekarang orang tua lebih sula menonton cerita di TV bersama anak - anaknya.

“Titiboat ini harus dipertahankan juga bapak/ibu, bagaimana munculnya Teteu, tatoga siburuk (anak anak dulu) tahu tentang itu. Anak - anak sekarang saya yakin tidak mengerti lagi tentang itu”. Ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Sermon, nenek moyang orang Mentawai dulu, kalau ditanam Katsaila, berarti didalam Uma atau Suku tersebut ada Pesta atau Punen, kalau sudah ditanam Katsaila, orang - tidak bisa lagi lalu - lalang di dalam Uma tersebut, artinya Punen sedang berlangsung.

“Nilai - nilai seperti ini perlu diangkat dan akan menjadi Bahan Ajar untuk diajarkan kepada anak - anak didik kita. Saya pikir kita belum terlambat bapak/ibu untuk membahas hal ini, itulah yang melatar belakangi budaya ini kita ajarkan ke tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Kalau ini kita ajarkan kepada orang tua kita saya rasa ini mubajir, namun kita ajarkan kepada generasi muda kita, seterusnya bisa mereka kembangkan dalam kehidupan mereka”. Tutupnya.

Peserta yang mengikuti Workshop tersebut dari guru - guru SMP kabupaten Kepulauan Mentawai sebanyak 20 orang. 

TOBBOU MENTAWAI

Saya merupakan salah satu pekerja keras yang hobbi menggunakan Internet

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama