Tahun Ini Bantuan Pala di Mentawai Berkurang



NUSAMENTAWAI- - Lahan pala di Kabupaten Kepulauan Mentawai berkurang dari jumlah luasan lahan sebelumnya pada tahun 2017 lalu sekitar 120 Hektar, dan pada tahun 2018 ini luas lahan pala berkurang menjadi 64,5 Hektar. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi saat di temui di ruang kerjanya pada Selasa (23/10/2018).

“berkurang, itu penyebabnya tidak lain adalah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kita tidak mencukupi, seperti yang kita ketahui APBD saat ini minim sekali. Kalau APBD kita mencukupi pasti banyak kita bantu petani kita seperti tahun lalu,” kata Novriadi.

Tahun ini dijelaskannya, pihaknya sudah memberikan bantuan pala sebanyak 10.000 batang kepada kelompok Tani perkebunan yang ada di Kecamatan Sipora Utara, Sipora Selatan, Pagai Selatan, Sikakap dan Pagai Utara. Sementara tahun lalu pihaknya memberikan bantuan pala lebih banyak yaitu, 20.000 batang.

“itu unggulan kita sebenarnya di sektor perkebunan selain kelapa dan cengkeh. Untuk tahun depan sepertinya kita tidak bisa memberikan bantuan kepada petani terkait juga APBD yang minim, jadi kita tidak ada alokasi anggaran, tetapi itu tergantung kebijakan daerah kalau kita dikasih anggaran untuk itu kita siap, “lanjutnya.

Untuk bantuan pala disebutnya tidak sekaligus diberikan kepada petani, melihat banyaknya permintaan dari petani maka pihak Dispangtan melakukan pembagian per Kecamatan. Namun setiap tahun selalu ada baik dari APBD Kabupaten maupun APBN.

“untuk pala setiap tahun kita ada, baik dari APBD maupun dari APBN ada terus, nah cuma lokasinya kita satu tahun itu semua lokasi atau sesuai permohonan kelompok, tidak, seperti tahun lalu kita fokus di Pagai Utara, di daerah yg kena bencana, sperti Silabu dan sebagainya. Tahun ini kita ke Pagai Selatan sperti di Bulasat, lagigi, Bake, itu sudah di distribusikan sebanyak 10.000 batang,” lanjutnya.


Saksikan Festival Pesona Mentawai 2018


Sementara wilayah Siberut sudah duluan sejak tahun 2014, 2015 dan 2016 lalu.

Selain itu ada juga bantuan dari Provinsi dalam bentuk demplot pala tujuannya nanti demplot ini akan menjadi sumber bibit pala, lokasinya berada di Desa Goiso Oinan dan Desa Mara.

Keuntungan pala disebutkannya, bisa tumpang sari, bisa ditanam diantara tanaman lain seperti coklat, pinang, atau tanaman lainnya, dan berbuah setiap saat, selain itu harga pasarannya juga menjanjikan bisa mencapai Rp.40 ribu per kilogramnya.

Ia juga menambahkan ada beberapa penyebab pala tidak menghasilan buah dan jarang berbuah, dikatakannya pala berbuah pada umur lima tahun sudah mulai berbunga, disisi lain pala tidak berbuah disebabkan bunga pala memproduksi buah betina atau jantan saja.

“pala yang rutin berbuah itu apabila dalam satu batang bunganya atau buahnya memproduksi bunga jantan dan betina, sehingga ada persilangan antara keduanya,” paparnya.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama